Kamis, 28 Oktober 2010

ANTARA IKHTIAR DAN DOA.

Pembicaraan tentang lebih dulu mana antara doa dan ikhtiar seorang manusia dalam kehidupannya menjadi topik yang hangat di kalangan santri di Padepokan Tashowwuf, sehingga ketika ada suatu kesempatan berdiskusi dengan Sang Guru Bijak Bestari,
salah seorang santri menanyakannya kepada Sang Guru.

Santri: Guru, dalam menghadapi suatu masalah, manakah sikap yang sebaiknya kita ambil,
berikhtiar dulu semampu kita lalu menyempurnakannya dengan berdoa?
Ataukah Berdoa dulu dengan keyakinan kemudian dilanjutkan dengan ikhtiar kita?

Guru:Pertanyaan yang bagus anakku… Memang dalam sejarah hidup manusia,
pertanyaan itu senantiasa muncul di kalangan umat,
namun ketika seseorang sudah mencapai kesempurnaan dalam hikmah kehidupan,
niscaya dia akan mengerti tentang persoalan tersebut dengan segala variasinya.
Anakku, sebenarnya kedua sikap itu sama-sama benar, hanya saja masing-masing
memiliki sebab dan kondisi berbeda yang Alloh SWT paksakan supaya kita melakukan itu.
Ketika kita berada pada kondisi kesadaran bahwa kemampuan kita ini
yang merupakan ‘pinjaman serta titipan’ dari Kemampuan Alloh SWT
yang hendaknya kita gunakan secara optimal untuk menyelesaikan permasalahan kita,
maka kita akan bersikap mengupayakan ikhtiar dulu secara optimal,
baru setelah itu menyempurnakannya dengan doa.
Kita saat itu menyadari bahwa sempurnanya doa kita memerlukan syarat ikhtiar dulu.
Maka kita akan berusaha sekuat tenaga kita untuk berikhtiar dulu baru kemudian berdoa.

Sementara pada kondisi yang lain, ketika pengenalan kita terhadap Alloh SWT
yang melingkupi semua aspek Af’al (Perbuatan-perbuatan), Asma (Nama-nama),
Sifat serta Dzat-Nya sedang menguat sedemikian rupa sehingga menyebabkan kita
menyadari dan meyakini bahwa ternyata Wujud Dia-lah satu-satunya sumber
dari segala daya dan kemampuan di semesta alam ini, termasuk kemampuan kita awalnya
berasal dari pelimpahan Kemampuan dari-Nya, maka sebuah doa yang kita lantunkan
dengan keyakinan tinggi, merupakan awal dari ikhtiar kita dalam kehidupan.
Di sini, sempurnanya doa kita bersumber dari kesadaran akan posisi kita
sebagai ciptaan yang lemah tanpa daya, berhadapan dengan Dia Sang Pencipta
yang Maha Rohman, Pemelihara yang sempurna.

Santri: Lalu bagaimana caranya kita bisa mengetahui bahwa kita sedang berada
pada kondisi yang mana dari kedua hal di atas Guru?

Guru: Anakku, dalam hidup ini kita harus selalu melatih diri untuk senantiasa
melihat peristiwa keluar , maupun ke dalam diri kita dan hendaknya kita jujur
serta dapat menyelaraskan keduanya.
Dengan kejujuran pada diri sendirilah kita secara bertahap akan mengetahui,
kondisi obyektif kesadaran dan keyakinan kita terhadap hidup
dan Dia Yang Maha Hidup, Pengelola kehidupan dan segala hakikat kehidupan ini.
Secara bertahap kita akan dapat mengetahui tahap kesadaran batin apa yang kita miliki.
Untuk itu kita hendaknya kita senantiasa meningkatkan pengetahuan dan pengenalan kita
terhadap Alloh Rabbul-Alamin, serta mencermati suasana batin kita
dalam merespons bertambahnya pengetahuan tersebut.

Santri: Maksudnya bagaimana Guru?

Guru: Karena antara pengetahuan dan sikap batin kita adalah dua hal yang berbeda,
maka meningkatkan pengetahuan adalah satu hal, sedangkan mengendalikan sikap batin
adalah hal yang lain lagi. Kita bisa saja memiliki pengetahuan tentang tauhid yang paripurna
karena pengetahuan itu bisa dipelajari.
Tetapi, pada saat yang sama karena kita tidak bisa memenangkan pertempuran keyakinan
dalam batin kita, bisa saja keyakinan kita tentang Alloh sebagai sumber dari segala sesuatu
(kondisi, masalah, kekuatan, rezeki, dsb.) lemah, akibatnya kita lebih khawatir
terhadap kondisi yang akan menimpa kita dari pada yakin bahwa semua kondisi
yang kita hadapi adalah seizin Alloh dan Dia tujukan sebagai sarana pembelajaran buat kita.
Mari coba kita aplikasikan pada persoalan sehari-hari kita.
Misalnya kita seorang sarjana S-1 Teknik Elektronika yang baru lulus dan belum memperoleh pekerjaan.
Ayat-ayat Al-Quran tentang Alloh sebagai sumber rezeki sudah berkali-kali kita baca,
mengerti bahkan kita hafal.
Tetapi soal memenangkan pertempuran batin akan kecemasan masa depan ekonomi
dan status kita adalah dipengaruhi oleh seberapa pengetahuan kita tentang Alloh itu
meresap di dalam batin kita.

Pikiran kita yang logis membuat pengetahuan yang benar kita pahami,
tetapi dzikir, perilaku akhlak mulia serta kesadaran batin pengakuan kita
terhadap kesempurnaan Alloh-lah yang mempengaruhi kemenangan batin kita
untuk meyakini sesuatu yang kita pahami.
Jadi, pengetahuan tentang rezeki, Alloh sumber rezeki (Ar-Roozaq),
haruslah kita lengkapi dengan latihan batin berupa senang berdzikir di setiap kondisi,
mengamalkan akhlak mulia, agar kekhawatiran masa depan rezeki kita bisa
ditenangkan oleh keyakinan bahwa Alloh Ar-Roozaq sudah mengatur rezeki kita
secara bijaksana dan tak pernah salah bagi.
Dan Alloh-lah yang menjamin kebahagiaan masa depan kita,
selama kita mengikuti Kehendak-Nya. Bila kita membiasakan bertindak demikian dalam hidup ini,
maka secara bertahap keyakinan kita terhadap ayat-ayat berikut ini Insya Alloh akan Alloh kuatkan:

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan bersabarlah kamu
dalam mengerjakannya.
Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu.
Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”(QS Thooha 20: 132)

“Sesungguhnya Kami menolong rosul-rosul Kami dan orang-orang yang beriman
dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),”
(QS.Al-Mu’min 40:51)

“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,
’Sesungguhnya segala sesuat berasal dari Alloh, dan sesungguhnya hanya kepada-Nya
kembalinya segala sesuatu.” (QS. Al-Baqoroh 2: 155-156)

“Dan kepunyaan Alloh-lah timur dan barat, maka ke mana pun kamu menghadap
di situlah wajah Alloh.
Sesungguhnya Alloh Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-Baqarah 2: 115)

Nah..anakku, semoga uraianku ini bisa kau mengerti, dan kalian dapat bersikap sesuai
dengan kapasitas keyakinan.
Yang penting kalian jujurlah pada diri sendiri, dan membiasakan menilai tindakan
orang lain dengan kaca mata kalian, sebab sesungguhnya lapis demi lapis kebenaran
dan hikmah itu sedemikian lebar dan di luar jangkauan nalar kita.

Santri: Baik Guru, semoga Alloh membimbing kami dalam memahami serta mengamalkan
doa dan ikhtiar secara benar. Terimakasih atas penjelasan Guru…

Guru: Alhamdulillahi Robbil Alamiin…

Sumber : Artikel Islami ; Tasawuf.,Thoriqoh Alfisbuqi

Senin, 25 Oktober 2010

Tugas Bahasa Indonesia - Pengembangan SIG Berbasis Web Jasa Pengiriman Barang Di Kota Bekasi

Pengembangan SIG Berbasis Web Jasa Pengiriman Barang Di Kota Bekasi

Bab I.

Latar Belakang Masalah

Kata ganti penunjuk.

Ini = 4, Itu = 1.

Kata baku.
Oleh = 3, Dapat = 2, Sistem = 1, Teknologi = 1, Memvisualisasikan = 1, Hal = 1.

Batasan Masalah

Kata ganti orang.
Penulis = 1.

Kata ganti penunjuk.
Ini = 1.

Kata baku.
Pembuatan = 1, Menggunakan = 1.

Metode Penelitian

Kata baku.
Metode = 1, Menggunakan = 1, Rancangan = 1, Evaluasi = 1.

Sistematik Penulisan

Kata baku
Metode = 1.

Algoritma Bresenham dan DDA

ALGORITMA UNTUK PENGGAMBARAN GARIS.

Penggambaran grafik garis lurus dan kurva memerlukan waktu komputasi yang tinggi, untuk mereduksi waktu komputasi yang tinggi tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan kemampuan komputasi prosesor dan peningkatan efisiensi algoritma. Algoritma Midpoint merupakan Algoritma dengan dasar operasi bilangan integer, sehingga memerlukan waktu operasi yanglebih sedikit dibandingkan dengan algoritma yang menggunakan operasi bilangan riel.
Implementasi ke dalam bahasa pemrograman C dari kedua macam algoritma diatas, menunjukkan bahwa waktu komputasi algoritma midpoint lebih cepat sebesar 8 kali pada pembuatan garis lurus, dan lebih cepat sebesar 15 kali pada penggambaran lingkaran, dibandingkan dengan waktu komputasi algoritma yang menggunakan dasar operasi bilangan riel. Dan waktu komputasi algoritma midpoint lebih cepat sebesar 6 kali pada pembuatan garis lurus, dibandingkan dengan waktu komputasi lgoritma yang Breserham telah menggunakan dasar operasi bilangan integer juga.
Kata kunci: Penggambaran garis, penggambaran kurva,
Algoritma Bresenham, Algoritma midpoint, Algoritma DDA.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan kemampuan komputasi prosesor yang pesat telah membuatkomputer desktop mempunyai kemampuan komputasi yang besar. Hal inimendorong perkembangan program aplikasi yang memerlukan komputasi yangbesar seperti program aplikasi yang menggunakan grafik 3 dimensi.Peningkatan kemampuan komputasi prosesor untuk aplikasi grafik yangsarat komputasi, perlu dibarengi peningkatan efisiensi algoritma,sehingga pembuatan grafik garis dan kurva yang merupakan dasar pembuatangrafik dapat memberikan hasil yang optimal.
Algoritma midpoint merupakan algoritma pembuatan garis dan kurva dengan dasar operasi bilangan integer yang menonjolkan ciri kecepatan. Sehingga algoritma ini dapat dipakai sebagai algoritma pembuatan grafik yang menuntut kecepatan sebagai hal yang diutamakan. Pembahasan algoritma Midpoint dilakukan dengan mengasumsikan garis lurus dari kiri ke kanan,dan gadient antara 0 dan 1, sedangkan untuk lingkaran dengan mengasumsikan hanya sebagian lingkaran dengan sudut sebesar 45° , hal ini dilakukan untuk mempermudah penjelasan, sedangkan untuk kondisi yanglain dapat diderivasi dengan cara yang serupa. Untuk mendapatkan kinerja algoritma midpoint, dilakukan uji kecepatan komputasi dengan cara mengimplementasikan kedalam bahasa pemrograman C, dan melakukan perbandingan waktu komputasi dengan algoritma yang menggunakan dasar komputasi bilangan riel, maupun algoritma lain yang telah banyak dikenal seperti algoritma dda dan algoritma bressenham.
2. GARIS LURUS
Garis lurus dinyatakan dinyatakan dalam persamaan :
y = mx + c (1)
dimana : m : gradient dan
c : konstanta.
Untuk menggambarkan piksel-piksel dalam garis lurus, parameter yang digunakan tergantung dari gradient, jika besarnya gradient diantara 0 dan 1, maka digunakan sumbu x sebagai parameter dan sumbu y sebagai hasil dari fungsi, sebaliknya, bila gradient melebihi 1, maka sumbu y digunakan sebagai parameter dan sumbu x sebagai hasil dari fungsi, hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya gaps karena adanya piksel yang terlewatkan. Hasil dari fungsi biasanya merupakan bilangan riel, sedangkan koordinat pixel dinyatakan dalam bilangan integer (x,y), maka diperlukan operasi pembulatan kedalam bentuk integer terdekat. Penggambaran garis lurus dengan metode diatas dimulai dengan operasibilangan riel untuk menghitung gradient m dan konstanta c.

m = (y2 - y1 ) / (x2-x1) (2)
c = y1 ? m* x1* (3)
Operasi bilangan riel berikutnya adalah menghitung nilai y dengan persamaan (1) Untuk mendapatkan koordinat piksel (x,y), untuk setiapnilai x, dari =x1 sampai x=x2, operasi inilah yang perlu dihindari,karena operasi ini memerlukan waktu operasi yang besar.
2.1 Algoritma Bresenham
Bresenham pada tahun 1965, melakukan perbaikan dari algoritma perhitungan koordinat piksel yang menggunakan persamaan (1), dengan cara menggantikan operasi bilangan riel perkalian dengan operasi penjumlahan, yang kemudian dikenal dengan Algoritma Bresenham. Pada algoritma bresenham, nilai y kedua dan seterusnya, dihitung dari nilai y sebelumnya, sehingga hanya titik y pertama yang perlu dilakukan operasi secara lengkap. Perbaikan algoritma ini ternyata tidak menghasilkan perbaikan yang cukup siginifikan. Perbaikan berikutnya dilakukan dengan cara menghilangkan operasi bilangan riel dengan operasi bilangan integer. Operasi bilangan integer jauh lebih cepat dibandingkan dengan operasi bilangan riel, terutama pada penambahan dan pengurangan.
2.2 Algoritma Midpoint untuk Penggambaran Garis
Algoritma midpoint dikembangkan oleh Pitteway pada tahun 1967. Pada gambar 1, titik abu-abu menyatakan posisi piksel, titik hitam menyatakan posisi piksel yang telah digambar. Berdasarkan piksel ke n yang telah digambar, diperlukan metode untuk menentukan piksel berikut yang akan digambar, karena penggambaran dilakukan dari kiri ke kanan, maka piksel berikutnya harus pada kolom n+1. Karena gradien diantara 0 dan 1, maka piksel berikutnya adalah pada posisi titik p atau titik q.
Persamaan garis lurus yang telah dinyatakan dalam persamaan (1) dapat dinyatakan dalam fungsi x,y berikut.
*f(x, y) = ax + by + c = 0 *(4)
Fungsi f(x,y) dalam persamaan (4), akan memberikan nilai 0 pada setiap titik yang terletak pada garis, dan bernilai positip pada setiap titik yang terletak dibawah garis, dan bernilai negatif pada setiap titik yang terletak diatas garis. Maka untuk menentukan apakah titik P atau Q sebagai koordinat piksel berikutnya, maka dilakukan dengan cara menghitung nilai fungsi f(x,y) dalam persamaan (4) pada titik P dan titik Q . Jika fungsi f(x,y) tersebut memberikan nilai positif, maka piksel berikutnya adalah Q, sebaliknya piksel berikutnya adalah P.
*g(x, y) = f(xn + 1, yn + 1/2) *(5)
Fungsi g(x,y) persamaan (5) merupakan variabel penentu, dengan mengevaluasi g (x, y) dapat ditentukan piksel berikutnya yang mana berdasarkan tanda plus atau minus dari hasil fungsi g(x,y). Untuk mempercepat komputasi fungsi g(x,y), dilakukan dengan cara incremental berdasarkan nilai sebelumnya. Untuk setiap piksel, increment sederhana (DeltaG) dipakai sebagai variabel penentu. Karena hanya ada 2 pilihan piksel pada setiap tahap, maka hanya ada 2 increment yang dapat digunakan. Hal ini dilakukan dengan cara pengurangan nilai g(x,y) yang berurutan dengan menggunakan persamaan 4 dan persamaan 5.
*DeltaG = a * DeltaX + b * DeltaY *(6)
Dimana DeltaX dan DeltaY adalah increment yang dipakai pada x dan y, yang bernilai 0 atau 1. Bila bergeser 1 piksel ke kanan :
*DeltaG1 = a* (7)
Bila bergeser 1 piksel ke kanan dan 1 piksel ke atas.
*DeltaG2 = a + b *(8)
Jadi nilai dari variable penentu dapat dihitung dari nilai sebelumnya dengan cara menambah dengan (a) atau (a+b). Algoritma untuk menggambar garis lurus dari (x1, y1) sampai (x2, y2) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai-berikut:
1. Gambar piksel pertama (x1,y1). Hitung variabel penentu dengan persamaan (3).
2. Tentukan tanda variabel penentu. Jika variabel penentu bernilai positif, increment x dan y dan tambahkan (a+b) pada vaiabel penentu, sebaliknya increment x dan y dan tambahkan (a) pada variabel penentu.
3. Plot piksel pada posisi (x, y).
4. Ulangi langkah mulai langkah kedua, sampai piksel terakhir (x2,y2).

DDA (Digital Defferential Analyzer)

Prinsip algoritma ini adalah mengambil nilai integer terdekat dengan jalur garis berdasarkan atas sebuah titik yang telah ditentukan sebelumnya(titik awal garis).
Algoritma pembentukan garis DDA :
1. Tentukan dua titik yang akan dihubungkan dalam pembentukan garis.
2. Tentukan salah satu titik sebagai awal(x0,y0) dan titik akhir(x1,y1).
3. Hitung dx=x1¬x0, dan dy= y1¬y0.
4. Tentukan langkah, yaitu dengan cara jarak maksimum jumlah penambahan nilai x maupun nilai y, dengan caara :
- Bila nilai absolut dari dx lebih besar dari absolut dy, maka langkah= absolut
dari dx.
- Bila tidak maka langkah= absolut dari dy
5. Hitung penambahan koordinat pixel yaitu x_increment=dx/langkah, dan y_increment=dy/langkah.
6. Koordinat selanjutnya (x+x_increment, y+y_increment).
7. Posisi pixel pada layar ditentukan dengan pembulatan nilai koordinat tersebut.
8. Ulangi nomor 6 dan 7 untuk menentukan posisi pixel selanjutnya,sampai x=x1
dan y=y1.
Garis merupakan kumpulan dari titik-titik, untuk membentuk garis lurus adalah dengan mengetahui titik awal dan titik akhir. Dengan mengetahui titik awal dan titik akhir maka kita dapat membentuk garis. Untuk menggambarkan proses pembuatan garis dari titik awal ke titik akhir ada berbagai algoritma. Algoritam yang umum adalah DDA dan Bresenham.
Perkembangan kemampuan komputasi prosesor yang pesat telah membuat komputer desktop mempunyai kemampuan komputasi yang besar. Hal ini mendorong perkembangan program aplikasi yang memerlukan komputasi yang besar seperti program aplikasi yang menggunakan grafik 3 dimensi. Peningkatan kemampuan komputasi prosesor untuk aplikasi grafik yang sarat komputasi, perlu dibarengi peningkatan efisiensi algoritma, sehingga pembuatan grafik garis dan kurva yang merupakan dasar pembuatan grafik dapat memberikan hasil yang optimal.


Source Code Untuk Membuat Garis :

' Gambas class file

PUBLIC SUB form_Open()

'Membuat Garis menggunakan label
LabelGaris.Text = "__________________________________"

'membuat form menjadi maximize saat dibuka
ME.Maximized = TRUE

END

PUBLIC SUB Form_Keypress()

'Perintah Select Case untuk mengatur koordinat garis menggunakan tombol arah di keyboard
SELECT Key.Code

'Menset tombol arah kiri, bila ditekan maka koordinat X garis akan berpindah sebanyak -20 dari koordinat sebelumnya
CASE Key.Left

LabelGaris.X = LabelGaris.X - "20"

'Menset tombol arah kanan, bila ditekan maka koordinat X garis akan berpindah sebanyak +20 dari koordinat sebelumnya
CASE Key.Right

LabelGaris.X = LabelGaris.X + "20"

'Menset tombol arah atas, bila ditekan maka koordinat Y garis akan berpindah sebanyak -20 dari koordinat sebelumnya
CASE Key.Up

LabelGaris.Y = LabelGaris.Y - "20"

'Menset tombol arah bawah, bila ditekan maka koordinat Y garis akan berpindah sebanyak +20 dari koordinat sebelumnya
CASE Key.Down

LabelGaris.Y = LabelGaris.Y + "20"

END SELECT

END

PUBLIC SUB Form_Close()

FMain.Close

END


Source Code Untuk Membuat Titik :

' Gambas class file

PUBLIC SUB Form_Open()

'Membuat Titik menggunakan label
LabelTitik.Text = "............................."

'membuat form menjadi maximize saat dibuka
ME.Maximized = TRUE

END

PUBLIC SUB Form_Keypress()

'Perintah Select Case untuk mengatur koordinat Titik menggunakan tombol arah di keyboard
SELECT Key.Code

'Menset tombol arah kiri, bila ditekan maka koordinat X titik akan berpindah sebanyak -20 dari koordinat sebelumnya
CASE Key.Left

LabelTitik.X = LabelTitik.X - "20"

'Menset tombol arah kanan, bila ditekan maka koordinat X titik akan berpindah sebanyak +20 dari koordinat sebelumnya
CASE Key.Right

LabelTitik.X = LabelTitik.X + "20"

'Menset tombol arah atas, bila ditekan maka koordinat Y titik akan berpindah sebanyak -20 dari koordinat sebelumnya
CASE Key.Up

LabelTitik.Y = LabelTitik.Y - "20"

'Menset tombol arah bawah, bila ditekan maka koordinat Y titik akan berpindah sebanyak +20 dari koordinat sebelumnya
CASE Key.Down

LabelTitik.Y = LabelTitik.Y + "20"

END SELECT

END

PUBLIC SUB Form_Close()

FMain.Close

END

KESIMPULAN
Panjang garis atau banyak piksel dalam garis lurus sangat berpengaruh terhadap perbandingan performance antara sebuah algoritma dengan algoritma yang lain, hal ini disebabkan adanya perbedaan waktu operasi yang berada didalam perulangan sepanjang pembuatan piksel, dan waktu operasi yang berada pada sebelumnya. Panjang jari-jari dalam lingkaran tidak berpengaruh terhadap perbandingan performance antara sebuah algoritma dengan algoritma yang lain, hal ini menunjukkan perbandingan waktu operasi yang berada didalam perulangan sepanjang pembuatan piksel, dan waktu operasi yang berada pada sebelumnya berimbang.
Algoritma dengan dasar operasi bilangan integer memberikan waktu operasi yang lebih cepat dibandingkan dengan algoritma dengan dasar operasi bilangan riel, hal ini ditunjukkan dengan waktu komputasi algoritma DDA, algoritma Bresenham dan algoritma Midpoint yang lebih cepat, baik pada pembuatan garis lurus maupun lingkaran dibandingan waktu komputasi dengan algoritma yang menggunakan dasar operasi bilangan riel. Algoritma midpoint memberikan waktu operasi tercepat diantara algoritma penggambaran garis lurus yang telah menggunakan dasar operasi bilangan integer, seperti algoritma DDA, algoritma Bresenham. Jadi algoritma Midpoint merupakan algoritma yang cocok untuk penggambaran grafik yang menuntut kecepatan sebagai hal yang diutamakan.


NB :
Contoh dari program menggunakan Pemrograman Basic di Sistem Operasi Linux menggunakan Gambas 2.

Diposkan oleh Imron Arif.M

Rabu, 20 Oktober 2010

Keutamaan Sholawat.

Sufyan Ats Tsauri bercerita, ” Aku melihat seorang lelaki, ia tidak mengangkat atau meletakkan kakinya kecuali bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Aku bertanya kepadanya, Hai pemuda, mengapa engkau tinggalkan tasbih dan tahlil dan hanya bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW ? “
” Siapa kamu, semoga Allah memberimu kesehatan ? ” tanya sang pemuda.
” Aku adalah Sufyan Ats Tsauri. “
” Kalau kamu bukan orang yang asing di zamanmu, aku tak akan membuka rahasiaku, ucap sang pemuda. ia lalu mulai bercerita.
” Suatu hari aku bersama ayahku pergi haji ke baitullah al haram. Dalam perjalanan ayahku sakit dan meninggal dunia. Kulihat muka ayahku berubah hitam. Lalu kututup wajahnya dengan kain. Ketika menunggu mayatnya, aku sangat mengantuk sehingga aku tertidur. Dalam tidurku aku melihat seorang yang sangat tampan. Belum pernah aku melihat pria setampan dia, berpakaian sebersih pakaiannya. dan berbau seharum tubuhnya. Ia berjalan mendekati ayahku, menyingkap kain yang menutupi wajahnya, kemudian mengusapkan tangannya kewajah ayahku. Wajah yang semula hitam segera berubah menjadi putih. Setelah itu ia berbalik hendak pergi. Aku lali memegang bajunya dan bertanya, ” Siapakah kamu sebenarnya, semoga Allah merahmatimu ? ” Kedatanganmu sungguh merupakan karunia Allah bagiku.
Tidakkah kamu mengenal aku. Aku adalah Muhammad bin Abdillah, kepadaku Quran telah diturunkan. Sesungguhnya ayahmu menyia – nyiakan dirinya. Namun, ia banyak bersholawat kepadaku. Ketika mengalami apa yang sedang ia alami, ia meminta tolong kepadaku, sedangkan aku adalah penolong bagi orang – orang yang banyak bersholawat kepadaku.
Ketika bangun dari tidur, kulihat wajah ayahku telah berubah putih. Barang siapa ingin dekat dengan Al Musthafa dan bercakap – cakap dengannya hendaknya ia menyempurnakan asasnya, yaitu selalu mengikuti Rasulullah SAW dalam perbuatan, ucapan dan segala hal. Para salaf kita tidak pernah meninggalkan sunnah dalam setiap langkah mereka.
Setiap orang yang ingin dekat dengan Nabi Muhammad SAW hendaknya melaksanakan perintah beliau walaupun hukumnya sunah, dan menjauhi segala larangan beliau walaupun hukumnya makruh. Karena semua amal umatnya akan ditunjukkan kepada beliau. Jika umatnya beramal saleh, beliau akan merasa senang, mencintai, dan menyebut – nyebut namanya sehingga Allah melimpahkan rahmatNya.
Sholawat Kepada Nabi Muhammad Saw menjanjikan pahala yang sangat besar. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : ” Barang siapa bersholawat kepadaku sekali, Allah akan bersholawat kepadanya 10 kali. ” ( HR Muslim, Turmudzi, Abu Dawud,Nasai dan Ahmad )
Barang siapa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sewaktu duduk, ia akan di ampuni sebelum berdiri. Dan barang siapa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW sewaktu tidur, ia akan di ampuni sebelum bangun.
Diriwayatkan bahwa Sayidina Abu Bakar Ash Shiddiq meminta ibunya untuk memeluk agama islam, namun ia menolak, kemudian Sayidina Abu Bakar pergi kerumah Rasulullah SAw mengabarkan hal ini. Ketika hendak pulang, ia memohon doa Rasulullah SAW agar ibunya masuk islam. Rasulullah SAW mengabulkan permintaannya. Sesampainya di rumah, Sayidina Abu Bakar melihat ibunya sedang tidur sambil bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Setelah bangun dari tidurnya ia segera masuk islam.
Kejadian ini semua adalah berkat sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat merupakan guru bagi mereka yang tak memiliki guru, karenanya sholawat tidak butuh guru maupun hudhur tetapi akan lebih sempurna jika diucapkan dengan hati yang hudhur. Riya’ tidak dapat menghapuskan pahala sholawat.
Sumber :annurulkassyaaf

Faedah Surah Al-Ikhlas

بسم الله الرحمان الرحيم
Siapa yang membaca 1x surat al-ikhlas ketika akan masuk rumah => maka akan mendapatkan keberkahan baginya.
Baca 2x => maka akan diberikan keberkahan bagi keluarganya / penghuni rumahnya.
Baca 3x => maka akan diberikan keberkahan bagi tetangga2nya / jiron.
Siapa yang banyak membaca surat tersebut diwaktu sebelum meninggalnya(ketika sakit) => maka akan diganjar dengan khusnul khotimah dan akan terhindar dari Malaikat Munkar wa Nakir ( perlu diketahui bahwa malaikat tsb suaranya saja melebihi dari suara halilintar /geledek ).
Ketika orang yang banyak membaca surat tsb dibangkitkan dari kuburnya => maka akan dibopong /tandu oleh para malaikat melewati dasyatnya huru hara padang masyhar hingga melewati jembatan sirotol mustaqim.

tulisan ini saya kutip dari tausyiahnya al-habib Ali bin abdurrahman assegaf (pimpinan majelis ta'lim Al-afaf ).

Kisah Nenek Pemunggut Daun.

Kisah Nenek Pemunggut Daun.



Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid.
Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya. Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya.
Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. “Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.”
Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat, pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya, kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.
“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhir tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad saw. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu shalawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan shalawat kepadanya.”
Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur. Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah saw.
Sumber:www.majelisalanwar.com