Senin, 03 Januari 2011

Kisah Sayidina Ali karramallahu wajhah,yang menghormati orang tua

Teriwayat sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah didalam riwayat yang tsiqah , ketika menuju shalat subuh berjama’ah bersama Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam ia mendapati ada seorang lelaki tua renta berjalan tertatih-tatih di depannya, sayyidina Ali tidak mau mendahuluinya ia tetap berjalan di belakangnya , akhirnya Rasulullah sudah takbiratul ihram , membaca surah Al Fatihah dan membaca surah yang panjang dan kemudian rukuk , maka rukuknya Rasulullah sangat lama , hingga sayyidina Ali tiba dan masuk ke shaff barulah Rasulullah i’tidal dan meneruskan shalat , setelah selesai shalat ditanya oleh para sahabat : “ wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , sungguh rukukmu kali ini berbeda kenapa lama sekali ?” , maka Rasulullah berkata : “ Jibril menahan bahuku agar tidak berdiri i’tidal , untuk menunggu sayyidina Ali bin Abi Thalib karena adab dan kesopanannya kepada yang lebih tua darinya “, bahu Rasulullah ditahan oleh malaikat agar tidak berdiri i’tidal sampai sayyidina Ali datang dan masuk ke shaff shalat agar ia tidak ketinggalan rakaat shalat . Inilah kerukunan ummat beragama yang harus dijalin oleh muslimin , disadarkan kembali bagaimana budi pekerti nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada sesama agama dan yang diluar agamanya.

Sumber Jeje Nurjaman pada 24 Desember 2010 dan www.majelisrasulullah.org

Mengenal 3 tanda kematian

Assalamu"alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Dikisahkan bahwa malaikat maut (Izrail) bersahabat dengan Nabi Ya'kub AS. Suatu ketika Nabi Ya'kub berkata kepada malaikat maut. "Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi sebagai tanda persaudaraan kita."

"Apakah itu?" tanya malaikat maut. "Jika ajalku telah dekat, beri tahu aku." Malaikat maut berkata, "Baik aku akan memenuhi permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirim satu utusanku, namun aku akan mengirim dua atau tiga utusanku." Setelah mereka bersepakat, mereka kemudian berpisah.

Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali menemui Nabi Ya'kub. Kemudian, Nabi Ya'kub bertanya, "Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?"

"Aku datang untuk mencabut nyawamu." Jawab malaikat maut. "Lalu, mana ketiga utusanmu?" tanya Nabi Ya'kub. "Sudah kukirim." Jawab malaikat, "Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya'kub, itulah utusanku untuk setiap bani Adam."

Kisah tersebut mengingatkan tentang tiga tanda kematian yang akan selalu menemui kita, yaitu memutihnya rambut; melemahnya fisik, dan bungkuknya badan. Jika ketiga atau salah satunya sudah ada pada diri kita, itu berarti malaikat maut telah mengirimkan utusannya. Karena itu, setiap Muslim hendaknya senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi utusan tersebut.

Kematian adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia sebagaimana yang telah ditegaskan dalam firman Allah SWT, "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS Ali Imran [3]: 185).

Karena itu, kita berharap agar saat menghadapi kematian dalam keadaan tunduk dan patuh kepada-Nya. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS Ali Imran [3]: 102).

Tidaklah terlalu penting kita akan mati, tapi yang terpenting adalah sejauh mana persiapan menghadapi kematian itu. Rasulullah SAW mengingatkan agar kita bersegera untuk menyiapkan bekal dengan beramal saleh. "Bersegeralah kamu beramal sebelum datang tujuh perkara: kemiskinan yang memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang memayahkan, tua yang melemahkan, kematian yang memutuskan, dajjal yang menyesatkan, dan kiamat yang sangat berat dan menyusahkan." (HR Tirmidzi).
Bekal adalah suatu persiapan, tanpa persiapan tentu akan kesulitan dalam mengarungi perjalanan yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu, "....Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa." (QS Al-Baqarah [2]: 197).

Wallahu`alam

MAJELIS RATIB DAN MAULID HABIB ABU BAKAR BIN ALWI ALHABSY pada 30 Desember 2010

Pesan malaikat maut kepada Nabi Yakub AS

Nabi Yakub adalah putra Nabi Ishak dan cucu Nabi Ibrahim. Ia dikenal juga dengan nama Isra’il, sehingga anak keturunannya disebut Bani Isra’il. Konon, Nabi Yakub bersaudara dengan Malaikat Maut.

Suatu hari, Malaikat Maut datang mengunjungi Nabi Yakub. Melihat kedatangan malaikat itu, Nabi Yakub bertanya, “Wahai Malaikat Maut, engkau datang untuk mencabut nyawaku atau hanya sekedar berkunjung?”
“Aku datang hanya untuk berkunjung saja,” jawab Malaikat Maut.

“Baiklah kalau begitu,” kata Nabi Yakub. Dalam percakapan selanjutnya, Nabi Yakub bertanya pada Malaikat Maut, “Bolehkah aku memohon satu permintaan kepadamu?”
“Apa permintaanmu, wahai Nabi Allah?”

“Jika sudah tiba waktunya nanti, ketika engkau telah diutus untuk mencabut nyawaku, tolong berilah tanda kepadaku sebelumnya.”
“Baiklah,” jawab Malaikat Maut menyanggupi permintaan Nabi Yakub.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun pun berganti tahun. Malaikat Maut datang kembali dan bertemu Nabi Yakub. Seperti biasa, Nabi Yakub bertanya, “Apakah kedatanganmu untuk mencabut nyawaku atau sekedar berkunjung?”
“Kali ini aku diutus untuk mencabut nyawamu.”

“Bukankah engkau telah berjanji untuk memberi tanda sebelum saat ini terjadi?” kata Nabi Yakub.
“Benar, dan aku telah melakukan itu. Hanya saja kamu tak menyadarinya. Bukankah kemarin aku datang menjemput keponakanmu, sementara engkau berada di sana?” Ia kemudian melanjutkan, “Aku pun telah mengirim utusan kepadamu. Rambutmu yang dulu hitam kini telah memutih. Tubuhmu yang dulu kekar dan kuat kini melemah. Dulu kamu berjalan dengan tubuh tegak sekarang menjadi bungkuk. Tidakkah kau sadar, semua itu adalah utusanku pada anak Adam sebelum ajal menjemputnya?”
Dinukil dari kitab al-Buka’ min Khasyatillah karangan Syaikh Abdurrahman as-Sinjari. Juga kisah dari kitab Zahri Riyadh.

Sumber Jeje Nurjaman pada 30 Desember 2010

TUGAS BAHASA INDONESIA BAB 3(SOFTSKILL)

TUGAS BAHASA INDONESIA BAB 3(SOFTSKILL)

Perancangan pembuatan antena wajan bolic
Penulis membahas bagian-bagian yangterdapat di antena wajan bolic, perhitungan, alat-alat, dan tahapan dalam membuat antena wajan bolic.

Bagian wajan bolic terdiri dari 3 bagian:

-Reflektor berbentuk parabola menggunakan wajan
-Bagian sensitive antena berbentuk tabung berisi USB WLAN
-Kabel penghunbung antenna ke komputer

Penghitungan.


Perhitungan dalam pembuatan wajan bolic ini pada dasarnya diperlukan 3 perhitungan untuk membuat antena wajan bolic, yaitu :
-Menghitung titik focus wajan dan menghitung panjang bagian pipa paralon yang tidak diberi lakban alumunium.
-Menghitung panjang pipa paralon yang harus diberi lakban alumunium.
-Menentukan lokasi penempatan wireless USB adapter pada pipa paralon.

Parameter yang digunakan :
Dw = diameter wajan
dw = kedalaman wajan
D = dameter paralon
fw = focus wajan
L = panjang pipa paralon yang diberi lakban alumunium.
S = titik tempat penempatan wireless USB adapter

Alat-alat dan Bahan.

Alat:
1. Gergaji besi
2. Mesin bor
3. Penggaris
4. Pulpen atau spidol untuk menandai yang akan dipotong
5. Cutter dan Solder
6 Kabel ekstender listrik
7. Besi lancip/paku untuk penanda titik yang akan di bor

Bahan:
1. Wajan dengan diameter 50cm,harganya antara Rp30.000-Rp50.000
2. Pipa PVC 3 inci,panjang sekitar 30cm berkisar Rp10.000-Rp20.000
3. Tutup pipa PVC 3 inci sebanyak 2 buah,harganya berkisar Rp5.000-Rp10.000
4. Alumunium foil secukupnya,harganya berkisar Rp10.000-Rp20.000
5. Styrofom bekas kemasan barang elektronik
6. Mur baut ukuran 12 untuk meng-klem salah satu tutup pipa paralon kewajan
7. Double tape,harganya berkisar Rp5.000-Rp10.000
8. Wireless USB adapter,harganya berkisar Rp 75.000-Rp 100.000

Pembuatan Antena Wajan Bolic.
1. Persiapkan semua alat dan bahan
2. Tandai bagian tengah wajan ddengan paku kecil pada bagian yang akan dibor
3. Buat sedikit cekungan pada bagian tengah wajan yang akan dib or
4. Bor bagian dasar wajan tepat ditengah
5.Bor bagian tengah tutup pipa paralon
6.Sambungkan antara wajan dan salah satu tutup pipa yang sudah di bor tadi dengan mur baut beri ring diantara baut depan dan belakang.
7. Lapisi tutup pipa paralon ysng satunya dengan lakban alumunium di bagian dalam.
8. Memasang alumunium foil,setelah di tandai, bungkus PVC paralon dengan alumunium foil
9. Pasang USB LAN didalam tabung,dan dijepit dengan busa atau Styrofoam agar kuat.Dan sambungkan pipa paralon ke wajan dan kemudian tutup dengan salah satu tutup pipa paralon yang sudah dilapisi lakban alumunium

Pembuatan Kabel USB Extender.
Pada kenyataannya aplikasi antena wajan bolic membutuhkan kabel yang panjang untuk tersambung ke PC atau laptop.
Cara pembuatan.

Siapkan semua alat dan bahan, kupas selongsong luar kabel UTP di kedua ujung, potong kabel USB jadi 2, Kupas juga selongsong luar dari kabel USB, kupas ujung kabel UTP dan USB untuk dismabung, solder kabel UTP ke kabel USB, setelah selesai tersambung lapisi dengan selotip, rekatkan pipa paralon dengan lakban untuk melindungi sambungan.

Pengukuran parameter antenna dan analisa.

Bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh ketetapan hasil perancangan dan pembuatan antena wajan bolic metode pengukuran,hasil pengukuran serta analisis dari antena untuk gain optimum pada frekuensi 2,4GHz

Persiapan pengukuran dan pengujian.
Pengukuran pola radiasi dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah bentuk pola radiasi antenna wajan bolic yang telah dibuat.

Peralatan yang digunakan dalam pengukuran.
1. Antena wajan bolic
2. Wireless USB adapter
3. USB Extension
4. Laptop
5. Pengukuran Pola Radiasi
6. Pengukuran Gain
7. Jalankan program Network Stumbler